"Khubus Urduny"


  Lama tak nulis. Satu lagi yang menarik untuk kita bahas disini. Mungkin anda bertanya-tanya apakah di negri orang kita dapatkan layaknya makanan di negri kita?. Tentunya ada tapi ya semudah dan selengkap apa yang kita dapatkan.

  Terkhusus kawan-kawan yang sudah pulang bersama dari Urdun mari kita bernostalgia. 
  Ana tertarik untuk menulis ini karna ada kenangan tersendiri yang tak akan terlupakan. Memang seperti manusia biasanya, untuk kenalan dengan makananpun butuh waktu. Pertama kedua masih butuh penyesuaian hingga nantinya bisa saling kenal akrab dan terbiasa.

  Setiba di Jordan ada teman yang sudah lama tinggal disana membawakan makanan aneh yang tak pernah kita dapati sebelumnya. Bahkan cara makannya  pun ngga tau. Ternyata kue dari gandum yang multi hidang, maksudnya bisa dihidangkan dengan apa aja. Layaknya nasi bisa milih lauk apa aja. Bisa pake keju, bisa pake susu, atau selai, telur, sayur-sayuran, khummush, dll. Tapi saat itu lidah ini masih enggan untuk menerima. Walaupun nantinya jadi makanan favorit. wkwk

  Ini kue paling irit yang bisa dikonsumsi tiap hari, karna hampir setiap tempat bisa kita dapati. Namanya khubus, tempat pembuatannya disebut makhbas. Dari bahannya pun bisa bermacam-macam. Maksudnya bermacam-macam tepung yang menjadi bahan dasar.

  Penduduk setempat biasanya membeli dengan jumlah yang besar, yang nantinya bisa dikonsumsi selama satu bulan. Masak kuat sampai satu bulan? iya kue ini kuat sampai satu bulan, dan biasanya disimpan di dalam lemari es. Tapi bagi yang penghasilannya harian mereka membelinya setiap pagi. 

  Bagi penduduk setempat kue ini menjadi menu di pagi hari. Ntar kalau siang menunya nasi sama daging biasanya. 

  Memang hambar kalau dimakan tanpa dicampur apa-apa. Tapi kalau perut sudah berbunyi apa yang ngga enak??. Disamping awet, kue ini juga sangat simpel untuk dibawa sehingga cocok dibuat bekal perjalanan.

  Di Indo masih terbuka lebar untuk membuka peluang usaha yang baru. Barang kali bisa merubah kebiasaan yang sudah ada. Bukan berarti menjiplak budaya, tapi menambah waktu kita supaya lebih efisien digunakan untuk hal yang lebih positif. Simple and praktis. wkwk

  Lama tak jumpai, kini perut ini kangen juga. 

3 komentar: