Wahai Isteriku,
Sebenarnya banyak hal yang ingin aku sampaikan kepadamu wahai ummu
Muhammad. Semoga Allah melimpahkan balasan pahala kepadamu karena
pengorbananmu kepadaku dan kepada kaum muslimin, juga karena dukunganmu
kepadaku. Eangkau telah lama bersabar bersamaku menempuh jalan ini, dan
engkau telah merasakan pahit dan manisnya hidup bersamaku. Dan engkau
adalah sebaik-baik penolong bagiku dalam menempuh perjalanan yang penuh
berkah ini, dan untuk berjuang di medan jihad. Engkau telah kutinggalkan
di rumah sejak tahun 1969 M., pada saat itu kita baru mempunyai dua
anak kecil perempuan dan seorang bayi laki-laki. Engkau hidup di sebuah
kamar yang terbuat dari tanah liat yang tidak ada dapur dan perabotnya.
Dan kutinggalkan engkau dirumah ketika hamil tua dan bertambah anggota
keluarga, anak-anak sudah mulai besar, dan semakin banyak kenalan kita
dan semakin bertambah pula tamu-tamu kita. Engkau terima semua itu hanya
karena Alloh kemudian karena aku. Maka semoga Alloh membalas jasamu
terhadap diriku dan terjadap kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan.
Kalau bukan karena Allah, kemudian karena kesabaranmu atas kepergianku
yang sekian lama dari rumah, tidaklah aku mampu memikul beban begitu
berat sendirian.
Benar-banar aku telah mengerti bahwa engkau seorang wanita zahidah
(ahli zuhud), bagimu materi dunia ini tidak ada nilainya dalam hidupmu.
Engkaupun tidak pernah mengeluh pada hari-hari yang berat karena
sedikitnya uluran tangan pertolongan. Dan engkau pun tidak pernah
bermewah-mewah juga tidak membanggakan diri pada hari-hari Allah
membukakan sedikit pintu kenikmatan dunia. Dunia ini tidak pernah
tinggal dalam hatimu, padahal sebagian besar kesempatan ada di tanganmu.
Sesungguhnya kehidupan jihad adalah kehidupan yang paling lezat,
serta menahan sabar atas kesempitan lebih indah daripada bergelimang
diantara bermacam-macam kenikmatan dan tumpukan kemewahan.
Berpegang teguhlah pada sifat zuhud, niscaya Allah akan mencintaimu.
janganlah mencintai apa yang dimiliki manusia, niscaya manusia
mencintaimu.
Al Qur’an adalah kenikmatan hiburan dalam kehidupan. Bangun sholat
malam (tahajud), puasa sunnah, serta beristighfar pada waktu-waktu sahur
(sepertiga malam terakhir) menjadikan hati lembut, beribadah menjadi
manis. Bersahabat dengan orang-orang yang baik, tidak berlebih-lebihan
di dunia, jauh dari glamour dan orang-orang yang sibuk dengan dunia
semua itu akan menjadikan hati tenang..
Harapan kita hanya kepada Allah, mudah-mudahan kita dikumpulkan di
Jannah Firdaus, sebagaimana Dia telah mengumpulkan kita di dunia.
-Abdullah Azzam-
Sumber : http://www.eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar